Sedikit Cerita Tentang Singa dan Serigala


Dulu ketika cerita, derita, cinta dan dusta belum terpermainkan, di hutan yang rindang terdapat dua raja yang memegang dua kekuasaan. Sebut saja singa dan serigala. Kedua raja itu sangat berbeda sudut pandang. Contoh kecilnya ketika serigala berpendapat bahwa bumi itu bulat, singa membantah dengan berpendapat bahwa bumi itu datar. Sangat berbeda sekali. Para rakyat hewan pun kebingungan tak karuan, pemimpin mana yang harus dipatuhi. Akhirnya dengan dorongan rakyat yang cerdas, serigala dan singa bersatu dan membagi dua tugas.




Hutan itu menjadi lebih harmonis, dinamis, loyalis setelah dua raja memutuskan untuk bersatu. Pengelolaan hutanlun menjadi lebih terarah. Ketika suatu tugas tidak bisa dilakukan oleh serigala, singa bisa melakukannya. Begitupun sebaliknya. Hingga akhirnya singa jatuh sakit, karena memang si singa sudah tua. Akhirnya, serigala membawa singa untuk berobat di dokter hewan. Dokternya adalah buaya yang faham ilmu kedokteran. Setelah si buaya memeriksa si singa ia berkata "ini hanya butuh satu obat saja. Pak singa ini mengalami gejala rabies (sebut saja). Dan obatnya adalah hanya jantung kedelainya saja. Jangan yang lain". Ucapnya.


Selepasnya pulang, serigala langsung pergi menangkap seekor keledai dan singa beristirahat di rumah. (sebut saja)


Berita tentang sakitnya singa dan obatnya, membuat rakyat hutan gempar tak karuan. Sehingga, ketika melihat serigala rakyat hutan langsung kabur. Serivala makin kesulitan saja mencari keledai. Hingga dalam perjalanan yang cukup jauh, hungga keluar dari hutan kekuasaannya, ia menemukan keledai kurus, lusuh. "Aduh, keledai, kenapa kamu ini begitu amat kurus? Apakah kerajaanmu tak memberimu makan?" Tanya serigala basa basi. "Iya nih. Aku sudah melakukan tugas yang diberikan yang berat, tapi upahnya tidak kira-kira. Begitu amat sedikit sekali" jawab sedih si keledai. "Udah begini saja. Gimana kalau kamu ikut saja ke kerajaan kami. Keeajaan kami tidak akan membiarkan rakyatnya kelaparan pangan. Apalagi kelaparan ilmu, kami tangani" jawab serigala dengan yakin. "Bener boleh saya masuk? Saya tidak bisa apa-apa tapi" pasrah keledai. "Karna itu, biar kamu menjadi apa-apa makanya gabung ke kerajaan kami. Dengan trilogi 'berdiri, bergerak lalu ngopi' kamu akan sejahtera di kerajaan kami. Kebetulan saya sebagai raja kedua di kerajaan" promosi si Serigala amat handal sekali. "Tapi, kalau saya masuk apakah yang harus saya siapkan untuk menjadi rakyat di kerajaanmu wahai serigala?" Tanya gugup si keledai. "Mudah saja, menghadap saja ke raja singa. Singa baik nan bijak sana." Jawan serigala. Akhirnya, keduanya pergi ke tempat singa yang sedang sakit. Mereka masuk dengan sopan.


Didalam rumah (sebut saja) si singa sedang terbaring sakit sambil membaca buku untuk mengurangi rasa sakitnya. 


Akhirnya apa yang ditunggu singa datang juga. Sahabatnya membawakan keledai untuk obatnya. "Kamu cepat-cepat memakai baju raja, agar keledai ini percaya bahwa dia akan disambut untuk menjadi rakyat kerajaan kita." Pinta serigala. Akhirnya singa pergi untuk siap siap dan serigala kembali ke ruang tamu (sebut saja) untuk mengobrol dengan keledai.


"Pak Keledai, kenalkan ini raja pertama, Singa." Ucap serigala memperkenalkan singa yang gagah. Karena singa sudah tidak sabar lagi untuk memakan obatnya, akhirnya singa langsung menirkam keledai dengan cepat dan mengaum. Tanpa aba-aba, keledai langsung berlari kabur tak kalah cepat. "Dasar, serigala pembohong!" Marah keledai. "Sabar dulu bro." Kecewanya serigala kepada singa. Akhirnya serigala mengejar kembali keledai yang kabur. 


Lama ketemunya, malam akhirnya tiba. Serigala dalam pencarian keledai yang kabur, akhirnya menemukan letak keledai tadi. "Pak keledai kenapa tadi kabur?" Tanya serigala dengan muka tanpa dosa. "Apa apaan pak serigala tadi. Penipu. Aku tadi hampir saja dimakan si singa" balas keledai. "Itu ritual kerajaan kami pak. Pak keledai belum saya beri tahu. Bahwa ada tradisi memeluk ketika ada rakyat baru oleh raja. Ritual itu sudah turun temurun." Serigala tak kalah pintar menjawab. "Ohh ternyata ada ya yang masih memegang ritual seperti itu. Maaf pak serigala, saya tidak tahu." Jawab keledai percaya. Akhirnya serigala dan keledai kembali ke rumah (sebut saja) singa.


Di ruang tamu (sebut saja), singa, serigala dan keledai mulai ngobrol menghangatkan suasana. Akhirnya, keledai yang tadinya deg degan, sekarang sudah mulai santai. Dengan elegan, singa langsung menerkam si keledai dan mencabik-cabik tubuh keledai. Aroma darah segar memenuhi udara ruang tamu. Singa sangat semangat mencari letak jantung keledai. Darah semakin deras kucurannya. Akhirnya, singa mendapatkan jantung keledai dan langsung memekannya. Tapi, karena perut singa lapar, singa makan semua bagian tubuh keledai. Hanya menyisakan tulang-tulangnya saja. Karena kerakusan singa, singa sekarat hampir mati dan meminta tolong serigala. Serigala tersenyum lebar. Serigala berpikir, kalau singa tidak di tolong singa akan mati. Dan kekuasaannya menjadi miliknya seutuhnya. Ia semakin lebar saja senyumnya. Dan tertawa puas terbahak-bahak. Karena tak di tolong, akhirnya singa mati. Dan segala yang ditinggalkan singa termasuk tahtanya dipegang serigala.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musibah: Media Melatih Tabah

Fungsi pendidik dalam Al-Quran adalah Dakwah

Panduan Memancing untuk Pemula