Kisah Tomo Mengasihkan Diri
Celetuhan rayarana:))
Sudah lama sekali, Tomo tidak bertemu dengan kawan-kawannya. Karna, akhir-akhir ini Tomo disubukan dengan berniaga agar bisa hidup di perantauan. -Ada salah satu sahabat Nabi yang jarang ikut berjuang dijuang Allah Bersama para sahabat yang lainnya karena terlalu sibuk berniaga/mencari nafkah. Sehingga, menjadi pertanyaan bagi sahabat yang lainnya. Sahabat yang lainnya bertanya kepada Rasulullah kenapa si Fulan jarang ikut berjuang di jalan Allah bersama? Maka, Rasulullah menjawab bahwa jika berniaga/bekerja karena harus menhidupi Istri/Ibu/anak di rumah itu sudah termasuk Berjuang di Jalan Allah.- Sehingga, Tomo jarang sekali seperti dulu; duduk mengkaji Quran, membaca buku dan berdiskusi dengan Asatidz disekitarnya. Sehingga jiwa Tomo kala itu hampa. Kosong. Tak berisi.
Hingga datanglah satu waktu yang dirindukan Tomo.waktu yang betul-betul pas untuk mengisi jiwanya yang hampa. Tomo sangat Bahagia tak kepalang. Berniagapun ia tinggalkan sejenak, saking bahagianya. Tanpa pikir Panjang, Tomo langsung saja memeluk waktu itu, seperti sudah lama tak bertemu.
Tomo menghabiskan waktu dengan kegiatan yang ia rindukan. Hingga, kawan-kawannya pun takt ahu kemana Tomo pergi. Sedang apa yang Tomo lakukan. Tomo betul-betul tak mengabari kawannya. Ia sangat menikmati betul menghabiskan rindunya.
Tomo mulai mengkaji ayat-ayat yang menenangkan hati satu persatu. Ia menikmati sekali kalimat perkalimat firman tuhannya yang maha pengasih sekali. Tomo tertarik pada salah satu ayat di surat Al-Baqorah. Ayat yang ia sering dengar dari Asatidz. Ayat itu berbunyi wa tazawwadụ fa inna khairaz-zādit-taqwā. Tomo merenung sejenak. Berfikir ia sudah mempunyai bekal apa untuk hidup di masa depan. Punya bekal apa untuk mati. Tomo betul-betul tak bisa menjawabnya.
Tomo Kembali mengingat-ngingat ia sudah memiliki bekal apa saja. Tomo yakin yang dimaksud dengan bekal disini bukan bekal yang berdsifat materil apalagi yang bersifat rupiah. Iapun termenung Kembali apa yang dimaksud dengan bekal itu? Apakah ilmu pengetahuan ataukah Ilmu Agama? Tomo semakin menjadi-jadi.
Akhirnya setelah bulak-balik membaca ayat tersebut, Tomo akhirnya memiliki kesimpulan. Bahwa yang dimaksud dengan bekal di ayat ini adalah bekal. Kata Tomo, Allah menyuruh hambanya umtuk memliki bekal dan sabaik-baik bekal kata Allah itu adalah Taqwa. Akhirnya Tomo bertekat untuk memperbanyak bekal hidupnya yang kemudian untuk bekal matinya. Taqwa.
Setelah bermesraan dengan Al-Quran, Tomo membuka lembaran buku yang sedang ia baca bulan lalu, yang sempat berhenti karena terlalu disibukan dengan berniaga. Buku yang ia buka berjudul Risalah Aktivis Dakwah. Buku ini membahas tentang aktivisme dakwah, sebuah tafsiran dari Surat Ash-Shaf.
Buku yang sederhana tapi sangat mendalam isinya. Tomo masih ingat, halaman terakhir yan dia baca halaman 73, yang sedang membahas tentang strategi Dakwah. Tomo masih ingat aroma dan atmosfer Ketika membaca buku tersebut. Hangat dan menegangkan katanya.
Tomo Kembali membuka halaman selanjutnya, terus membuka halaman dengan kening yang mengerut, alis yang naik turun dan sesekali menuliskan catatan di buku catatannya. Dilihat-lihat, Tomo seperti orang yang baru menemukan harta karun yang sudah lama hilang.
Akhirnya, Tomo mendapati pembahasan yang ia rasa sangat menarik dan fundamental. Yaitu Ketika membahas mengenai Tauhid sebagai dasar Gerakan dakwah. Bahwa tauhid merupakan dasar dari segala sesuatu. Tauhid pun harus muncul menjadi awal pemberangkatan dan akhir tujuan.
Rasulullah saw melakukan perubahan yang sangat luar biasa. Yang asalnya Masyarakat Arab, khususnya Makkah, suka melakukan hal-hal yang tidak Islami dan tidak manusiawi. Seperti mengubur hidup-hidup anak lelakinya karena takut harta keluarganya berkurang karena hadirnya anak laki-laki. Atau budaya perkawinan yang satu Wanita dipakai oleh beberapa pria dan kemudia Ketika anak itu telah lahir maka melihat siapa yang paling mirip dengan anak itu. Menjadi Masyarakat yang penuh kesopana dan kebaikan. Seperti sangat menghormati seorang tamu yang dating ke rumahnya atau Ketika berpapasan di jalan saling mengucapkan salam, do’a.
Tidak lain, Rasulullah saw mengubah Masyarakat jahiliyyah itu dengan tauhid sebagai dasar gerakannya. Bagaimana mengesakan Allah dalam segala hal prilaku. Bagaimana menimbang suatu hal dengan pertimbangan yang Islami dan manusiawi.
Tauhid dalam Gerakan ini menjadi sesuatu yang ingin Tomo pelajari lebih. Baik itu untuk kehidupan Tomo sekarang, sebagai seorang mahasiswa dan seorang pedagang. Atau bahkan untuk esok hari Ketika Tomo sudah dewasa dan mempunyai tangung jawab lebih.
Tomo selalu tersenyum membayangkan bagaimana dirinya memahami betul konsep bertauhid secara utuh. Dan kemudian ia amalkan dalam kehidupannya sebagai seorang aktivis mahasiswa apalagi sebagai seorang aktivis dakwah.
Riut wajah Tomo semakin terluhat Bahagia. Kedua alisnya yang asalnya selalu mengerung, kini sudah mulai tenang dan agak sedikit naik. Mungkin dalam hatinya, Tomo berbiaca “Oh mungkin inilah yang dimaksud dengan kenikmatan beribadah membaca”.
Tidak lupa juga, Tomo memiliki buku catatan khusus untuk membaca buku. Buku yang biasa dipakai untuk meresume buku, atau menuliskan pertanyaan-pertanyaan dari dirinya untuk isi buku tersebut.
Jiwa dan ruh Tomo semakin terisi.
Kemudian setelh Tomo membaca buku tersebut dan mendapatkan pembahasan yang sangat menarik, akhirnya Tomo mulai membuka kitab hadits fiqh; Bulghul Maram. Kitab kesenangan ia Ketika duduk dibangku Tsanawiyyah itu.
Sebagai seorang pedagang muda, Tomo tidak ingin dirinya asal-asalan dalam berniaga. Ia ingin mengetahui betul Islam berbicara tentang niaga atau dagang itu seperti apa. Akhirnya, Tomo membuka Kitabul Buyu’. Kitab tentang jual beli.
Tomo sedikit tercengang ketiks melihat ada 22 bab dalam kitab Buyu’ ini. Tapi, dengan keteguhan hati yang kuat dan tekad yang bulat, Tomo membaca kitab tersebut satu persatu. Perlahan-lahan, Tomo mencatat hal-hal yang ia rasa cukup penting.
Salah dua yang ia catat adalah mengenai tentang riba dan Khiyar. Dua hal ini menjadi factor mengapa banyak jual beli yang tidak diridhai oleh Allah. Sebab, dua hal tersebut pun menjadi godaan terbesar dalam dunia perdagangan.
Tomo mencoba membandingkan konsep kaptalisme barat dengan konsep ekonomi ala Rasulullah saw yang ada di kitab Bulghul Maram ini. Memang konyol yang dilakukan oleh Tomo.
Akhirnya, kekosongan jiwa pada Tomo mulai hilang. Tepatnya mulai terisi Kembali dengan hal-hal yang benar. Tomo harap, apa yang sudah di isi tidak hilang lagi. Hihi.
Komentar
Posting Komentar