Jika Suara Pelajar di Bungkam, Jangan Salahkan Jika Pendidikan di Negri ini selalu Gagap!

 

Curahan mantan pelajar.

Kelas adalah salah satu dari pilar yang menjadi pondasi atas pesantren. Memang, mencari ilmu tidak ada batasan tempat tertentu. Bisa jadi, pelajar Persis mendapatkan ilmu di pasar, di tempat bermain, di dalam angkot atau dimanapun. Sebab, ilmu itu akan ada dimana-mana. Dan proses transfer ilmu pun tidak harus dari seseorang yang memiliki gelar saja. Ilmu akan tersampaikan dari siapapun. Seperti perkataan Ali bin Abi Thalib, siapapun yang meng mengajarkan pada kau menskipun hanya satu huruf, maka itulah guru. Misalnya, ketika pencuri mencuri barang berharga dari sebuah rumah. Maka, lahirlah ilmu tentang kemanan. Seperti lahirlah CCTV atau teknologi gembok yang semakin canggih. Apalag dari seseorang yang notabennya sebagai guru, dosen yang berprosesi sebagai pentransfer ilmu di dunia pendidikan formal.

 

Maka, jika ruang kebebasan ‘belajar’ pelajar di batasi ini akan mengurangi kekreatifan bagi seorang pelajar. Yang dimana, dari seorang pelajar ini memiliki masa depan yang luas. Bisa jadi, pelajar hari ini esok hari bisa menjadi presiden, mentri pendidikan, penguasa ekonomi di Indonesia. Siapa yang tahu bukan? Meskipun itu tergantung keuletan pelajar tersebut. Akan tetapi, dalam masalah belajar dimanapun dan kapanpun ini, harus ada bimbingan yang lebih dari guru atau orang tua sebagai pengawas. Karena, tidak jarang juga pelajar melebihi batasan mereka.

 

 Keren Banget! Jepretan Foto Siluet Ini Bikin Geleng-geleng Kepala

 

Tidak sedikit pun, para guru takut akan disaingi oleh si murid itu. Seperti ketika kelas hidup akan ruang-ruang dialektika atau diskusi dengan seorang guru atau dan dosen kalah ketika berdiskusi dengan murdnya itu. Tidak sedikit,mengambil tidakan yang gegabah. Seperti, menurunkan nilainya, atau bahkan tidak meluluskan muridnya tersebut. Hanya karna ‘kalah berdialek’.

 

Maka dari itu, seorang pelajar harus memiliki jiwa yang kritis. Kritis akan lingkungan di sekirtar. Jika telah memilki jiwa yang kritis, maka harus responsif terhadap sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Tidak salah untuk mencoba dan tidak jelek untuk salah.

 

Jika seorang pelajar tidak mau untuk membaca buku dan hanya mengandalkan ilmu yang didapat dikelas saja, apakah bisa menjawab soal-soal kehidupan yang begitu luas? Seorang pelajar tidak bisa lepas dari namanya buku. Sebab, ia adalah bagian dari pelajar itu sendiri.

 

Pelajar pun, memiliki hak untuk mengekspresikan dirinya dan mengembangkan bakatnya. Seperti dalam masalah kesenian atau olah raga. Tidak jarang juga seorang pelajar memiliki hobi enterpeneur. Hal inilah menjadi tempat istirahatnya seorang pelajar. Ialah melakukan hobinya yang bermanfaat. Bebaskan pikiran. Reflekan pikiran.

Berseragam bukan tanda berpikir!

 

Hayatuna kulluha ibadah

Arrasikhuna fil ilmi

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musibah: Media Melatih Tabah

Fungsi pendidik dalam Al-Quran adalah Dakwah

Panduan Memancing untuk Pemula