Merdeka; Hasil Upaya Ulama dan Santri

Oleh : perpaduan rasa cinta dan gelisah gulandah antara sang muffin dan nuya.


Habil dan Qabil mempunyai kepribadian yang sangat berbeda, walaupun mereka berdua adalah sepasang adik kakak dari ayah yang bernama Adam as. Habil adalah sesosok orang yang sangat taat dan patuh, dan mempunyai kepribadian yang pekerti. Sedangkan Qabil mempunyai sifat yang individualis, egois dan mengedepankan dirinya sendiri. Ketika Allah Swt menguji ketaatan dan rasa cinta kepada Habil dan Qabil dengan mengurbankan dan mempersembahkan harta dan jiwa yang mereka miliki. Habil seorang peternak dan Qabil seorang petani.


 Dengan kepribadian yang lembut, Habil mempersembahkan hewan-hewan ternaknya yang gemuk-gemuk, sehat. Karna Habil sadar bahwa dia itu bukan siapa-siapa Allah lah yang membuat Hewan-hewannya bertumbuh dan memberikannya rahmat. Sedangkan Qabil mempersembahkan hasil panennya yang busuk dimakan hama yang tidak layak untuk di persembahkan. Karna sifat Qabil yang mementingkan dirinya. Qabil berfikir kalau hasil panennya yang bagus itu lebih untung jika dinikmati oleh dirinya sendiri.


Berbicara tentang pengorbanan, maka tidak akan lepas dari yang namanya perjuangan. Didalam perjuangan dan pengorbanan harus menghadirkan Allah. Karna hanya Allah lah yang bisa membantu. Tuhan yang maha kuasa.


Sebuah perjuangan diperlukannya rasa pengorbanan dan rasa cinta akan hal-hal yang akan di perjuangkan, mengenai perjuangan ini pula haruslah siap dengan mengorbankan suatu hal baik itu yang bersifat materil maupun hal yang bersifat immateril sekalipun demi suatu perjuangan yang kita impikan, kalau sekiranya menarik ulur ke indonesia ada sebuah peristiwa perlawanan yang menjungjung tinggi rasa ketauhidan serta rasa cinta tanah air. Terjadi di perang padri. Sehingga dapat meneladani dan menekuni apa saja yang ia korbankan untuk perjuangan melawan penjajahan sehingga menghasilkan suatu hasil yang nyata.


Perang Padri berawal dari pertentangan sekelompok ulama, Kaum Padri, terhadap kebiasaan dan adat yang biasa dilakukan oleh kalangan masyarakat yang disebut Kaum Adat di kawasan Kerajaan Pagaruyung dan sekitarnya.


Kaum Adat telah memeluk Islam namun tak kunjung meninggalkan kebiasaan tersebut memicu kemarahan Kaum Padri. Diantara tokoh kaum padri yaitu Haji Miskin, ia salah seorang ulama yang baru saja pulang dari Mekah, menemukan ajaran Wahabi yang mengajarkan Ahlus Sunnah Wal Jamaah -konsep dakwah ini yang memicu salah satu gerakan PERSIS saat abad 20-an. Singkatnya ada suatu kesamaan yaitu melarang warga untuk melakukan TBC (Tahayul Bid’ah Khurafat).


Perpaduan antara Tauhid, persaudaraan, dan Nasionalisme bercampur aduk hingga terjadilah perlawanan-perlawanan. Kaum Padri –biasa disapa dengan kaum muda-, bersikeras untuk membasmi TBC di Sumatra Barat. Sedangkan kaum adat –biasa disapa dengan kaum tua-, tidak mau lepas dari budaya yang sudah melekat itu. Belanda mendengar perpecahan tersebut. Kebetulan, belanda juga sangat membenci konsep dakwah Wahabi –Muhammad bin Abdul Wahab-. 


Dengan rencana busuknya Belanda, Kaum adat bekerja sama dengan kolonial Belanda untuk memerangi kaum Padri. Dengan imbalan Belanda mendapatkan hak akses dan penguasaan atas salah satu wilayah di pedalaman Minangkabau.


Dalam peperangan, Belanda masiih sulit mengalahkan kaum Padri. Sehingga Belanda meminta berdamai dengan kaum Padri, yang kebetulan pemimpin kaum Padri kala itu adalah Tuanku Imam Bonjol. Tanda dari perjanjian tersebut adalah dengan menerbitkan Maklumat perjanjian masang pada tahun 1824.


Namun, pemerintah Belanda tidak sungguh-sungguh memiliki maksud baik dan berdamai dengan kaum Padri. Belandapun akhirnya melanggar perjanjian tersebut dan  menyerang Nagari Pandai Seklek.


Kaum Adatpun akhirnya bergabung dan bahu membahu bersama Kaum Padri untuk melawan kolonial Belanda. Dari bersatunya kaum Padri dan Kaum Adat, lahirnya adat berlandaskan agama.


Bersatunya kaum Padri dan kaum Adat itu pasti sangat menyusahkan kolonial Belanda. Kekuatan perlawanan semakin bertambah ketika rasa Nasionalisme itu di dasari oleh rasa keberislaman. Serangan bertubi-tubi diluncurkan oleh kolonial Belanda untuk menghancurkan benteng kaum Padri. Hingga komandan pasukan Kolonial belanda diganti sampai tiga kali.


Sadar akan taktik dan strategi kaum Padri sulit di taklukan, kolonial Belanda mengambil jalan pintas. Kolonial Belanda mengundang Imam Bonjol untuk kembali merundingkan perdamaian sekali lagi. Tetapi, Kolonial Belanda memanfaatkan momen ini. Kolonial Belanda menjerat Imam Bonjol. Sesampainya di tempat perjanjian, Imam Bonjol ditangkap. Tidak hanya di tangkap hingga di asingkan ke Cianjur, dibuang ke Ambon, hingga ke Lotak, Minangkabau.


Peristiwa Perang Padri memang sangat patut untuk dibanggakan. Tidak hanya berjuang untuk mempertahankan nilai-nilai kemurnian Islam, tapi juga rela mengobankan nyawanya untuk melawan pemerintah Kolonial Belanda. 
Dengan senjata seberapa yang ada, rakyat melawan senjata penjajah yang berlipat ganda banyaknya. Kekuatan Immateril itu terletap pada keyakinan mereka akan suruhan Illahi, yang mengharamkan dirinya dibiarkan untuk dijajah. Kepercayaan yang demikian berdarah daging dalam dirinya. Ruh-ruh yang beriman adalah ruh yang menentang tiap-tiap kezhaliman, penjajahan manusia atas manusia.
Pada hakikatnya, ajaran Islam itu merupakan Revolusi, yaitu revolusi dalam menghapus dan menentang tiap-tiap eksploitasi. Baik itu eksploitasi yang bernama kapitalisme, imperialisme, komunisme, kolonialisme, atau apapun terserah yang hendak memberikan. Demikian, semangat kemerdekaan yang hidup dan di bakar dalam jiwa kaum  muslimin di Indonesia. 


Kalaulah melihat kebelakang keberlangsungan melawan kolonial belanda, mempertahankan Nusantara dan juga mempertahankan nilai-nilai keislaman tidak hanya ada pada peristiwa perang Padri. Tapi juga bermetafora menuju abad ke-20an. Yaitu sebuah seruan ‘Allahu Akbar’ yang diteriakan oleh bung Tomo dari radio surabaya.


Dari seruan bung tomo di radio surabaya itu meimbulkan suatu semangat yang maha hebat yang memanggil seluruh lapisan masyarakat dari rakyat biasa hingga alim-ulama dan para kyai di seluruh indonesia.


Bung tomo adalah salah seorang pemuda pahlawan indonesia yang bukan saja berani mengangkat senjata untuk berperang melawan kolonial belanda tapi juga ia bisa menyeru kepada seluruh rakyat indonesia dan memimpin perjuangan.


Yang di mana ia memiliki suatu pengetahuan yang mungkin oleh orang tidak di miliki, yaitu suatu titik kunci untuk menyatukan dan mengeluarkan seluruh energi dan potensi yang ada di seluruh rakyat indonesia kala itu, dengan di gelorakannya kalimah ‘Allahu Akbar’  menjadi sebuah kunci perjuangan dan perlawanan umat islam indonesia dikarnakan bahwa seorang muslim di haramkan untuk berdiam saja ketika kemungkaran berada di tengah tengahnya.
Para pemuda yang gelisah mendengar seruan Bung tomo “mari kita sama-sama membuka kunci hati umat dengan kalimah  ‘Allahu Akbar”  para pemuda semakin gelisah dan tidak ragu ragu lagi untuk menunjukan jati diri kepemudaannya. Tidak ragu ragu lagi untuk menjadi benteng di kampung halamannya dari serangan peluru ataupun doktri-doktrin yang menyesatkan.





Kolonial Belanda ketika mendengarkan seruan Bung Tomo, mereka diterpa gundah gulana, semakin ketakutan, bahkan mental mereka turun ketika mendengar kalimah ‘Allahu Akbar’. Menjadi sebuah rasa ketakutan.
Apabila Sebuah gerakan mengintegritas rasa cinta tanah air dengan cinta keislaman yang kuat, apabila dipadukan dengan validitas maka akan menghasihkan sebuah hasil yang menakjubkan. Allah akan hadir disebuah gerakan itu. Allah akan menolong hamba-hambanya yang kesulitan. 


Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam,

وَ اللهُ فىِ عَوْنِ اْلعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فىِ عَوْنِ أَخِيْهِ
“Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. 
[HR Muslim]


Kalaulah melihat kedalam lintasan sejarah indonesia, tidak henti-hentinya di suguhkan dengan tokoh-tokoh atau para pelaku sejarah yang begitu populer di halayak umum dan berperan penting bagi kemerdekaan dan kesatuan bangsa indonesia ini.


Pun tidak pula melupakan perjuangan sang mentri kesayangan Bung Karno Yaitu Bapak Mohammad Natsir, yang di mana ia berperan sangat penting terhadap kemerdekaan dan untuk mempersatukan bangsa ini. 


Di abad 20-an muncul sesosok tohoh besar yang menjadi mentri pertama Indonesia dan ia di kenal sebagai mentri kesayangan bung besar yaitu Ir.soekarno, siapa lagi kalau sekiranya bukan Mohammad Natsir, Natsir adalah sesosok tokoh besar di Indonesia yang memberikan gagasan cukup besar bagi persatuan Indonesia, diantara sumbangsi Natsir lewat pemikirannya adalah ketika Natsir mengajukan gagasan besar yang sangat terkenal yaitu lewat MOSI INTEGRAL.


Ketika jaman penjajahan ada gagasan dari Hubertus johanes van mook ia adalah salah satu dari jendral kolonialis belanda, gagasannya yaitu “BIJEENKOMST VOOR FEDERAL OVERLEG” yang dimana gagasannya ini merupakan suatu pukulan yang menusuk jantung Indonesia yang di mana bentuk dari gagasannya itu adalah dengan di bentuknya Negara-Negara bagian, gagasan ini pula dikenal juga dengan perjanjian linggar jati tahun 1946, ini itu adalah suatu usaha perpolotikan PEMECAH BELAH. Yang dimana tujuan akhirnya masih sama untuk meniadakan Republik Indonesia. Sedangkan pribumi mencemoohanya dengan sebutan “Negara boneka buatan Vanmook”.


3 april 1950 natsir mengajukan mosi integral kepada parlen. Momen ini ini merupakan cikal bakal terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena di masa lalu, Indonesia merupakan negara bagian atau Republik Indonesia Serikat (RIS). Mosi ini muncul ketika Natsir merasa hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, tahun 1949 yang tidak memberikan keuntungan bagi Indonesia. Pasalnya, dalam KMB itu bentuk pemerintah Indonesia merupakan Republik Indonesia Serikat (RIS). Negeri ini dibagi- bagi menjadi sekitar 16 negara bagian. Natsir melihat sistem ini seperti langkah Belanda untuk kembali menjajah Indonesia.Selain itu kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1948 atau yang dikenal sebagai Peristiwa Madiun, juga turut memancing keperihatinan Natsir bahwa ketidak adilan telah menyelimuti negeri ini.


Berangkat dari situ, Natsir kemudian menyampaikan pemikirannya kepada para tokoh-tokoh nasional kala itu, seperti Presiden Soekarno dan wakilnya Mohammad Hatta. Saat itu Natsir mengusulkan agar negara bagian RIS berubah menjadi negara kesatuan Indonesia. Gagasan ini Beliau sampaikan ke berbagai tokoh-tokoh seperti Bung Karno, Bung Hatta, termasuk fraksi-fraksi di parlemen agar semua negara bagian RIS itu berbaur  menjadi negara kesatuan oleh Natsir di dalam mosi integralnya, Bahkan PKI juga dengan legawanya menerima bila negara bagian RIS berubah menjadi negara kesatuan.


Dengan gagasan itu sampai sampai Tak ada perlawanan terhadap mosi yang diajukan oleh Natsir, ini merupakan buah dari kepiawaiannya dalam melakukan lobi-lobi politik. Sebelum menyampaikan mosi di depan parlemen, Natsir terlebih dahulu telah bergerilya melakukan komunikasi dengan seluruh pihak seperti tokoh-tokoh nasional, hingga perwakilan negara bagian. “Tatkala Pak Natsir menyampaikan mosi integral, tak ada perlawanan dari mana pun, baik dari negara bagian, Pasundan, maupun Jogja dan sebagainya. Karena selama beberapa bulan Natsir intensif turun ke bawah untuk menyakinkan negara kesatuan yang beliau sampaikan itu adalah untuk mengokohkan negara Indonesia”.


Dengan adanya gagasan mosi integral dari pak Natsir Indonesia bisa menjadi kesatuan. Hingga terciptanya Negara  Kesatuan Republik Indonesia. Siapa itu Muhammad Natsir? Beliau adalah sosok ulama muda PERSIS.
Tidak bisa dipisahkan antara rasa cinta keislaman dengan rasa cinta tanah air. Allah tidak akan membiarkan hamba-hambanya yang sedang kesulitan, dan tidak akan memberikan suatu masalah kecuali sama dengan kemampuan hamba itu sendiri. Maka akan menjadi kebohongan dan kebodohan besar, jika ada yang mengatakan bahwa tuhan itu hanya menciptakan alam semesta saja, tidak dengan mengurusnya. 


Dengan rasa keislaman yang kokoh, Indonesia berhasil merdeka. Tidak bisa dipisahkan islam dengan indonesia. Jika hari ini islam tidak hadir di Indonesia, maka kita harus mendobrak dan menghadirkan islam. Atau lawan, jika mereka mengganggu islam.


Mari selamatkan para generasi agar mereka tidak melupakan hasil upaya perjuangan para tokoh terdahulu khusunya ulama dan santri yang ikut serta memperjuangkan indonesia dan yang lebih harus di utamakan oleh kita adalah bagaimana sekarang kita mengisi kemerdekaan itu dengan hal-hal yang lebih bermanfaat karna kemerdekaan in adalah karunia dari Allah Swt, dan kita umat islam wajib untuk mensyukuri nikmat Allah tersebut.
Kalau kaum muda berdiam saja, apakah kebodohan dan penindasan ini terulang kembali?!
الحمد لله

Smusim, 2020

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musibah: Media Melatih Tabah

Fungsi pendidik dalam Al-Quran adalah Dakwah

Panduan Memancing untuk Pemula