Menjadi Dewasa dan Mencintai Proses
Oleh: rayarana:)) –Senin, 20 Juli 2021_
Dibuat khusus untuk angkatan 17 smusim yang akan belajar mencintai proses.
Manusia adalah makhluk beragama (homo religius). Selain sebagai makhluk sosial, manusia merupakan makhluk religi. Manusia memerlukam sandaran dalam melakukan aktivitas sehari-hari dalam kehidupannya. Allah menganugrahi 4 hidayah kepada makhluknya, yaitu hidayatul wijdan (panca indra), hidayatul hawas (insting), hidayatul aqli (akal pikiran), dan hidayatud diin (agama). Allah memberikan hidayatul wijdan dan hidayatul hawas kepada seluruh makhluknya termasuk hewan dan manusia. Yang membedakan hewan dan manusia itu manusia diberikan hidayatul aqli, yaitu manusia mampu untuk berpikir mana yang benar dan mana yang salah. Sedangkan hidayatud diin tidak semua manusia memulikinya. Karena hidayatud diin ini hanya dimiliki oleh muslim saja. Manusia yang mau menerima agama yang benar.
Dalam bergaul sesama manusia, Islam sudah membahas dengan sempurna sebelum teori-teori lain. Dalam sabda Rasulullah SAW:
عن عبد الله بن عمر -رضي الله عنهما- عن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: «المؤمن الذي يخالط الناس, ويصبر على أذاهم خير من الذي لا يخالط الناس ولا يصبر على أذاهم».
[صحيح.] - [رواه الترمذي وابن ماجه وأحمد.]
Abdullah bin Umar -raḍiyallāhu 'anhumā- meriwayatkan dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, beliau bersabda, "Orang Mukmin yang bergaul dengan manusia dan sabar atas gangguan mereka, lebih baik dari orang Mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar atas gangguan mereka."
[Hadis sahih] - [Diriwayatkan oleh Ibnu Mājah - Diriwayatkan oleh Tirmiżi - Diriwayatkan oleh Ahmad]
Di dalam hadits ini (menunjukkan) keutamaan seorang yang bergaul dengan manusia, dengan pergaulan yang ia memerintahkan kepada mereka kebaikan dan melarang mereka dari kemungkaran, berbuat baik dalam menggauli mereka, sesungguhnya ia lebih utama dari seorang yang menyendiri dari mereka dan tidak sabar atas percampuran. Dan keadaan berbeda dengan perbedaan person, waktu, setiap keadaan ada perkataan (yang cocok) dan barangsiapa yang menguatkan pendapat (bahwa) menyendiri (lebih baik), maka ia memiliki dalilk-dalil atas keutamaannya, dan Al Ghazali telah menyembutkan lengkap akan hal itu, di dalam kitab Ihya dan lainnya.
Dalam pergaulan juga, seorang mukmin harus mempunyai sifat Al-Itsaar. Ialah sifat dimana seorang mukmin lebih mengutamakan orang lain dari dirinya sendiri. Sebagian dari akhlak seorang muslim yang memperolehnya dari pelajaran dan kebaikan agamanya adalah sikap Al-Itsaar siakp mengutamakan orang lain atas dirinya dan siaafat mencintai orang lain. Karena kapan saja ia melihat kesempatan untuk berbuat Al-Itsaar, dia akan segera mengutamakan orang lain atas dirinya sendiri, terkadang ia menahan lapar agar orang lain kenyang, ia menahan haus agar orang lain minum. Rasulullah SAW pernah bersabda:
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسْ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِه [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik Radiallahu Anhu, pembantu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Ada sebuah kisah Rasulullah SAW yang mencerminkan sikap Al-Itsaar. Seorang tamu datang kepada Rasulullah SAW, dan ketika itu Rasaulullah tidak mempunyai makanan untuk di hidangkan untuk tamu itu. Beliau menyuruh istrinya untuk memadamkan lampu agar seolah makan bersama tamu itu. Padahal Rasul dan istrinya tidak makan, karna harus mengutamakan seorang tamunya. Sungguh sangat mulia mengutakan orang lain dari dirinya sendiri.
Tetaplah bersama. Dengan memiliki perbedaan yang khas. Tetaplah saling memaklumi dan cerdas menghadapi perbedaan itu. Tetaplah berpegang tuguh terhadap Quran Sunnah.
Dan berbekalah kalian.
Karna sebaik-baik bekal adalah ketaqwaan.
Masyaallah tabarakallah 🌹😊🌹
BalasHapus